
Oleh: Dwiana Hendriyati, S.Pd.
Artikel populer terbit di Jawa Pos Radar Semarang.
Seni adalah sesuatu yang indah yang bisa diungkapkan melalui beberapa media. Soedarsono, salah seorang pakar tari di Indonesia, mengatakan bahwa seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak yang indah dan ritmis. Jadi seni tari adalah penggambaran ekspresi jiwa seseorang yang diungkapkan melalui gerak-gerak.
Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran seni tari di sekolah bukan untuk menjadikan siswa sebagai penari atau seniman tetapi siswa diarahkan untuk pengembangan kreatifitas, ekspresi, ketrampilan dan apresiasi seni. (Jazuli, 2002:36).
Dalam proses pembelajaran, tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan atau mentransfer bahan pelajaran kepada siswa tetapi guru dituntut untuk bertanggung jawab atas perkembangan siswa. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memperhatikan kemampuan siswa secara individual. Kenyataan yang didapat bahwa tidak semua siswa mampu menguasai materi pembelajaran yang disampaikan. Dengan kata lain guru dalam mengajar sering mengalami kesulitan.
Dalam pembelajaran seni tari di SMP Negeri 2 Salatiga kelas VII, kususnya dalam mencipta gerak tari, masih banyak siswa yang merasa tidak mampu untuk membuat gerak. Siswa menjadi tidak semangat dan malu untuk bergerak karena merasa dirinya tidak bisa. Padahal kreatifitas siswa dalam pembelajaran seni tari sangat berperan. Siswa dituntut bisa menciptakan gerak-gerak baru yang diperoleh dengan cara menghubungkan beberapa hal yang sudah ada dan menjadikannya gerak-gerak baru.
Untuk menghasilkan gerak-gerak yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu. Ada bermacam-macam gerak di dalam tari. Diantaranya adalah gerak murni dan gerak maknawi. Gerak murni adalah gerak-gerak yang dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian tertentu. Jadi hanya mementingkan keindahan saja. Sedangkan gerak maknawi (germak) adalah gerak-gerak yang dalam pengungkapannya mengandung suatu maksud atau arti tertentu.
Dalam pengungkapannya, germak biasanya bersifat menirukan. Ada gerak imitatif dan gerak mimitif. Gerak imitatif adalah gerak yang menirukan gerak-gerak binatang dan alam. Misal gerak burung terbang, gerak naik kuda dll. Sedangkan gerak mimitif adalah gerak yang menirukan gerak-gerik manusia. Misal gerak berjalan, merias diri, mencangkul dan masih banyak lagi.
Untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam hal belajar mencipta gerak, germak ternyata sangat membantu siswa. Siswa menjadi lebih kreatif dan hasil belajar siswa meningkat. Pertama tama guru menjelaskan apa itu germak melalui contoh-contoh gerak dan kemudian diperindah agar gerak menjadi lebih indah. Misal gerak trisig, adalah gambaran orang berjalan atau berlari. Ada juga gerak merias diri, gerak mencuci, gerak burung terbang dan lain-lain.
Selanjutnya siswa diajak untuk mengamati sebuah tari yang banyak menggunakan gerak-gerak maknawi. Sebagai contoh, tari Kijang, Kuda Lumping, Bondan, Manipuri dan masih banyak lagi. Setelah melihat tayangan video tari tersebut, siswa diminta mengidentifikasi gerak-gerak yang menggambarkan sebuah arti. Setelah siswa mengerti betul, secara berkelompok siswa diajak untuk mempraktekkan membuat germak. Ternyata germak dapat merangsang kreatifitas siswa. Dengan semangat yang luar biasa, semua kelompok siswa dengan mudah mendapatkan dan membuat gerak tari seperti yang diinginkannya.
Cara belajar meningkatkan kreatifitas siswa melalui germak ternyata lebih mudah dipelajari. Menentukan jenis gerak yang diminati dapat menjadi tips awal untuk siswa bergerak dan menjadi target yang ingin dicapai. Diharapkan dengan adanya perbaikan dalam proses pembelajaran siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Guru seni budaya, SMP Negeri 2 Salatiga.
Average Rating