Pembelajaran Unsur Kebahasaan dengan Teka-Teki Silang

0 0

Oleh: Sri Mahmudah, S.Pd.

diterbitkan oleh JawaPOs Radar Semarang.

Unsur kebahasaan merupakan salah satu materi yang harus diajarkan dan dikuasai siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terbagi atas beberapa teks atau tema. Dari semua teks yang ada baik di kelas tujuh, delapan, maupun sembilan unsur kebahasaan selalu ada. Bahkan dalam silabus unsur kebahasaan disebut dua kali, yaitu dalam kompetensi dasar pengetahuan menelaah unsur kebahasaan dan kompetensi dasar keterampilan menyusun teks berdasarkan unsur kebahasaan. Jadi,  penguasaan unsur kebahasaan wajib dikuasai oleh siswa. Meskipun unsur kebahasaan sudah dipelajari siswa sejak di kelas 7, tetapi dalam kenyataanya penguasaan unsur kebahasaan oleh siswa kelas IX SMP Negeri 2 Salatiga masih merupakan materi yang sulit. Hal ini dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam mengartikan terutama makna istilah teknis. Dengan perkembangan kosa kata dalam Bahasa Indonesia yang luar biasa, siswa seringkali kesulitan untuk memaknai istilah teknis tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut, dalam pembelajaran diharapkan guru dapat menerapkan metode atau media yang sesuai untuk pembelajaran materi tersebut. Salah satu media yang sesuai untuk pembelajaran materi unsur kebahasaan adalah dengan media teka-teki silang. Teka-teki silang merupakan salah satu permainan yang sudah tidak asing lagi bagi siswa.

Teka-teki silang merupakan gambar yang didalamnya terdapat rangkaian kotak bujur sangkar atau persegi empat sama sisi. Kotak-kotak tersebut sebagian berwarna hitam. Pada sebagian kotak berwarna putih diberi nomor yang mengindikasikan nomor jawaban. Kotak berwarna putih itu harus diisi dengan huruf-huruf, baik secara horizontal maupun vertikal yang akan membentuk kata yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang ada. Pertanyaannya terdiri dari dua macam, yaitu pertanyaan untuk jawaban yang harus ditulis secara horizontal (mendatar) dan pertanyaan untuk jawaban yang harus ditulis secara vertikal (menurun). Pertanyaan biasanya ditulis di bawah atau di samping gambar. (Muhaiban,2008). Bahkan Menurut Zaini dkk (2008:71) menyatakan bahwa teka-teki dapat digunakan sebagai pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan pembelajaran dengan ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal.. Keunggulan media Teka – Teki Silang yaitu lebih simpel untuk diajarkan, selain itu dapat melatih ketelitian atau kejelian siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengasah otak

Dalam pelaksanaannya dalam pembelajaran, guru menyiapkan gambar teka-teki silang dan daftar pertanyaannya. Siswa secara berkelompok membahas kata-kata yang harus diisikan ke dalam kotak-kotak tersebut sesuai dengan pertanyaan yang ada. Pertanyaan –pertanyaan yang ada dalam daftar itu dapat berupa sinonim, antonim, istilah teknik, contoh konjungsi, contoh kasa sifat, atau apapun yang ada kaitannya dengan unsur kebahasaan dalam teks yang sedang dipelajari. Misal unsur kebahasaan yang berkaitan dengan teks cerpen, pertanyaan dapat berupa unsur-unsur interinsik cerpen.

Saat mengerjakan atau mengisi teka-teki silang siswa sangat  berperan aktif dalam pembelajaran, karena merasa tertantang untuk dapat menyelesaikan isian teka-teki silang itu. Di samping itu siswa merasa senang karena melalui teka-teki silang ini, akan mengubah pola menghafal menjadi mulai mencari pemahaman-pemahaman sendiri, hal tersebut dapat mengurangi kejenuhan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran terutama tentang unsur kebahasaan yang dirasa menjemukan. Siswa dituntut untuk cermat dalam mengisi kotak-kotak tersebut karena kata satu dengan kata yang lain yang diisikan itu berkesinambungan.

Pembelajaran dengan menggunakan teka-teki silang membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran karena siswa dilibatkan dalam sebuah permainan yang mendidik karena menggabungkan antara kegiatan bermain dengan kegiatan belajar. Di samping itu teka-teki silang ini dapat digunakan untuk menguatkan pencantolan konsep unsur kebahasaan ke dalam memori siswa.

Sri Mahmudah, S.Pd. guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Salatiga

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
67 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
33 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *