Negrosa-Ada yang berbeda dari pelaksanaan kombel (komunitas belajar) di SMPN 2 Salatiga pada Rabu, 25 September 2024. Tidak hanya bapak maupun ibu guru yang hadir untuk mengikuti pelaksanaan kombel, ada beliau Bapak Rohmad, M.Pd.I., pengawas smp Kota Salatiga, yang turut terlibat dalam kombel kali ini. Beliau hadir dalam rangka memberikan arahan dan mengamati jalannya kombel, khususnya di SMPN 2 Salatiga.
Bapak Rohmad, M.Pd.I. menyampaikan dalam sambutannya, beliau akan mengamati jalannya kombel yang diadakan di pendopo SMPN 2 Salatiga berdasarkan rubrik yang telah ditentukan. Beliau juga menyampaikan bahwa SMPN 2 Salatiga telah menjadi salah satu sekolah yang memiliki prioritas rendah, dimana menjadi sekolah yang sudah bisa menjalankan sendiri kegiatannya tanpa harus selalu didampingi oleh pihak dinas.
Selain poin di atas, Bapak Rohmad juga memotivasi peserta kombel untuk dapat mengikuti Jambore GTK yang menekankan pada karakter inovatif. Beliau juga mengapresiasi berjalannya kombel di SMPN 2 salatiga yang telah berjalan secara rutin serta memberi penekanan bahwa setiap kombel harus didasari atas refleksi karena dengan refleksi tersebut, masalah utama yang harus diselesaikan dapat menjadi fokus utama pada kombel.
Pada sesi materi utama, Ibu Mudjiati, M.Pd., menyampaikan penguatan mengenai inti dari kombel dan menindaklanjuti refleksi pada kombel sebelumnya mengenai penerapan buku nonteks. Pada bagian pertama mengenai penguatan kombel, Ibu Mudjiati menyampaikan bahwa diadakannya kombel adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak baik pada hasil belajar murid.
Salah satu upaya yang menjadi fokus kombel dalam beberapa pertemuan terakhir adalah penggunaan buku nonteks sebagai media pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi didapatkan bahwa penggunaan buku nonteks memiliki manfaat antara lain siswa menjadi antusias dan lebih termotivasi karena media yang berbeda, peningkatan literasi baik dari pihak siswa maupun guru, serta pembelajaran yang tidak monoton.
Selain manfaat, terdapat kendala yang dialami bapak ibu guru dalam penerapan penggunaan buku nonteks dalam pembelajaran, yaitu siswa kurang tertarik pada buku tebal, sulitnya mencari buku yang sesuai TAPI (Tujuan Pembelajaran), bingung cara menghubungkan materi dengan buku, strategi seperti apa yang harus digunakan dalam penggunaan buku nonteks, dan melebarnya materi jika menggunakan buku nonteks.
Berdasarkan pada masalah tersebut, kelompok-kelompok yang hadir dalam kombel diberi kesempatan untuk menyelesaikan secara mandiri mengenai kendala yang telah muncul dari penerapan penggunaan buku nonteks dalam pembelajaran. Diharapkan dengan penyelesaian melalui diskusi ini, semua bapak ibu guru dapat mengatasi kendalanya masing-masing dalam penggunaan buku nonteks sesuai mata pelajarannya.
Serangkaian acara kombel ditutup dengan pemaparan dari kelompok. Setelah itu, Ibu Mudjiati juga menyampaikan simpulan dari solusi yang telah dipaparkan atas kendala yang muncul. Dengan adanya kombel ini, diharapkan para pendidik dapat membawa perubahan positif dan peningkatan kualitas pembelajaran khususnya dalam penggunaan buku nonteks sebagai media pembelajaran.